Wednesday, 4 March 2015

Nakalah tentang GINJAL


PEMBAHASAN


1.ANATOMI GINJAL

Kedudukan ginjal terletak dibagian belakang dari kavum abdominalis di belakang peritonium pada kedua sisi vertebra lumbalis III, dan melekat langsung pada dinding abdomen.

 Bentuknya seperti biji buah kacang merah (kara/ercis),jumlahnya ada 2 buah kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari pada ginjal kanan.
Pada orang dewasa berat ginjal ± 200 gram. Dan pada umumnya ginjal laki-laki lebih panjang dari pada ginjal wanita.

 
Satuan struktural dan fungsional ginjal yang terkecil di sebut nefron. Tiap-tiap nefron terdiri atas komponen vaskuler dan tubuler. Komponen vaskuler terdiri atas pembuluh-pembuluh darah yaitu glomerolus dan kapiler peritubuler yang mengitari tubuli. Dalam komponen tubuler terdapat kapsul Bowman,serta tubulus-tubulus,yaitu: tubulus kontortus proksimal,tubulus

kontortus distal,tubulus pengumpul dan lengkung Henle yang terdapat pada medula.
          Kapsula Bowman terdiri atas lapisan parietal (luar) berbentuk gepeng dan lapis viseral (langsung membungkus kapiler golmerlus) yang bentuknya besar dengan banyak juluran mirip jari disebut podosit (sel berkaki) atau pedikel yang memeluk kapiler secara teratur sehingga celah-celah antara pedikel itu sangat teratur.
Kapsula bowman bersama glomerolus disebut korpuskel renal,bagian tubulus yang keluar dari korpuskel renal disabut dengan tubulus kontortus proksimal karena jalannya yang berbelok-belok,kemudian menjadi saluran yang lurus yang semula tebal kemudian menjadi tipis disebut ansa Henle atau loop of Henle,karena membuat lengkungan tajam berbalik kembali ke korpuskel renal asal,kemudian berlanjut sebagai tubulus kontortus distal.

A.Bagian-bagian ginjal
Bila sebuah ginjal kita iris memanjang,maka akan tampak bahwa ginjal terdiri dari tiga bagian,yaitu bagian kulit (korteks),sumsum ginjal (medula),dan bagian rongga ginjal (pelvis renalis).

a.Kulit ginjal (korteks)
Pada kulit ginjal terdapat bagian yang bertugas melaksanakan penyaringan darah yang disebut nefron.Pada tempat penyarinagn darah ini banyak mengandung kapiler-kapiler darah yang tersusun bergumpal-gumpal disebut glomerolus.Tiap glomerolus dikelilingi oleh simpai bownman,dan gabungan antara glomerolus dengan simpai bownman disebut badan malphigi.


Penyaringan darah terjadi pada badan malphigi, yaitu diantara glomerolus dan simpai bownman. Zat-zat yang terlarut dalam darah akan masuk kedalam simpai bownman.Dari sini maka zat-zat tersebut akan menuju ke pembuluh yang merupakan lanjutan dari simpai bownman yang terdapat di dalam sumsum ginjal.

b. Sumsum Ginjal (Medula)
          Sumsum ginjal terdiri beberapa badan berbentuk kerucut yang disebut piramid renal. Dengan dasarnya menghadap korteks dan puncaknya disebut apeks atau papila renis, mengarah ke bagian dalam ginjal.Satu piramid dengan jaringan korteks di dalamnya disebut lobus ginjal.Piramid antara 8 hingga 18 buah tampak bergaris-garis karena terdiri atas berkas saluran paralel (tubuli dan duktus koligentes).Diantara pyramid terdapat jaringan korteks yang disebut dengan kolumna renal. Pada bagian ini berkumpul ribuan pembuluh halus yang merupakan lanjutan dari simpai bownman.Di dalam pembuluh halus ini terangkut urine yang merupakan hasil penyaringan darah dalam badan malphigi, setelah mengalami berbagai proses.



c. Rongga Ginjal (Pelvis Renalis)

          Pelvis Renalis adalah ujung ureter yang berpangkal di ginjal,berbentuk corong lebar. Sabelum berbatasan dengan jaringan ginjal,pelvis renalis bercabang dua atau tiga disebut kaliks mayor,yang masing-masing bercabang membentuk beberapa kaliks minor yang langsung menutupi papila renis dari piramid.Kliks minor ini menampung urine yang terus kleuar dari papila.Dari Kaliks minor,urine masuk ke kaliks mayor,ke pelvis renis ke ureter,hingga di tampung dalam kandung kemih (vesikula urinaria).

2. Fisiologi Ginjal
            Ginjal adalah organ yang mempunyai pembuluh darah yang sangat banyak (sangat vaskuler) tugasnya memang pada dasarnya adalah “menyaring/membersihkan” darah.Aliran darah ke ginjal adalah 1,2 liter/menit atau 1.700 liter/hari, darah tersebut disaring menjadi cairan filtrat sebanyak 120 ml/menit (170 liter/hari) ke Tubulus.Cairan filtrat ini diproses dalam Tubulus sehingga akhirnya keluar dari ke-2 ginjal menjadi urin sebanyak 1-2 liter/hari.

Tahap Pembentukan Urine :
Filtrasi Glomerular

          pembentukan kemih dimulai dengan filtrasi plasma pada glomerulus, seperti kapiler tubuh lainnya, kapiler glumerulus secara relatif bersifat impermiabel terhadap protein plasma yang besar dan cukup permabel terhadap air dan larutan yang lebih kecil seperti elektrolit, asam amino, glukosa, dan sisa nitrogen. Aliran darah ginjal (RBF = Renal Blood Flow) adalah sekitar 25% dari curah jantung atau sekitar 1200 ml/menit.Sekitar seperlima dari plasma atau sekitar 125 ml/menit dialirkan melalui glomerulus ke kapsula bowman.
Ini dikenal dengan laju filtrasi glomerulus (GFR = Glomerular Filtration Rate). Gerakan masuk ke kapsula bowman’s disebut filtrat. Tekanan filtrasi berasal dari perbedaan tekanan yang terdapat antara kapiler glomerulus dan kapsula bowman’s,


tekanan hidrostatik darah dalam kapiler glomerulus mempermudah filtrasi dan kekuatan ini dilawan oleh tekanan hidrostatik filtrat dalam kapsula bowman’s serta tekanan osmotik koloid darah. Filtrasi glomerulus tidak hanya dipengaruhi oleh tekanan-tekanan koloid diatas namun juga oleh permeabilitas dinding kapiler.

Reabsorpsi

          Zat-zat yang difilltrasi ginjal dibagi dalam 3 bagian yaitu : non elektrolit, elektrolit dan air. Setelah filtrasi langkah kedua adalah reabsorpsi selektif zat-zat tersebut kembali lagi zat-zat yang sudah difiltrasi.

Sekresi

           Sekresi tubular melibatkan transfor aktif molekul-molekul dari aliran darah melalui tubulus kedalam filtrat. Banyak substansi yang disekresi tidak terjadi secara alamiah dalam tubuh (misalnya penisilin).Substansi yang secara alamiah terjadi dalam tubuh termasuk asam urat dan kalium serta ion-ion hidrogen.
Pada tubulus distalis, transfor aktif natrium sistem carier yang juga telibat dalam sekresi hidrogen dan ion-ion kalium tubular. Dalam hubungan ini, tiap kali carier membawa natrium keluar dari cairan tubular, cariernya bisa hidrogen atau ion kalium kedalam cairan tubular “perjalanannya kembali” jadi, untuk setiap ion natrium yang diabsorpsi, hidrogen atau kalium harus disekresi dan sebaliknya.
Pilihan kation yang akan disekresi tergantung pada konsentrasi cairan ekstratubular (CES) dari ion-ion ini (hidrogen dan kalium).
Pengetahuan tentang pertukaran kation dalam tubulus distalis ini membantu kita memahami beberapa hubungan yang dimiliki elektrolit dengan lainnya. Sebagai contoh, kita dapat mengerti mengapa bloker aldosteron dapat menyebabkan hiperkalemia atau mengapa pada awalnya dapat terjadi penurunan kalium plasma ketika asidosis berat dikoreksi secara theurapeutik.

Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Urin

      Proses pembentukan urin dipengaruhi oleh dua faktor  yaitu faktor internal yang menyangkut hormone(antideuritik dan insulin) dan faktor eksternal yang menyangkut jumlah air yang diminum.

A.   Faktor Internal
1)  Hormon Antideuritik (ADH)
   Hormone antideuritik dikeluarkan oleh kelenjar saraf hipofifis (neuroehipofisis). Pengeluaran hormone ini ditentukan oleh reseptor khusus di dalam otak yang secara terus menerus mengendalikan tekananan osmotic darah (kesetimbangan konsentrasi air dalam darah). Oleh karena itu, hormone ini akan mempengaruhi proses reabsorbsi  air pada tubulus  kontortus distal, sehingga permeabilitas sel terhadap air akan meningkat. Oleh karana cara bekerja dan pengaruhnya inilah, hormone tersebut dsiebut sebagai hormone antideuritik.

   Jika tekanan osmotic darah naik, yaitu pada saat dalam keadaan dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh (saat kehausan atau banyak mengeluarkan keringat), konsentrasi air dalam darah akan turun. Akibat dari kondisi tersebut, sekresi ADH meningkat dan dialirkan oleh darah menuju ke ginjal. ADH selain meningkatkan permeabilitas sel terhadap air, juga mengkatkan permeabilitas saluran pengumpul, sehingga memperbesar sel saluran pengumpul. Dengan demikian air akan berdifusi ke luar dari pipa pengumpul, lalu masuk ke dalam darah. Keadaan tersebut akan berusaha memulikan konsentrasi air dalam darah. Namun, berusaha memulihkan konsentrasi air dalam darah. Namun akibatnya, urin yang dihasilkan menjadi sedikit dan lebih pekat.
2)  Hormon Insulin
   Hormone insulin adalah hormone yang dikeluarkan oleh pulau langerhans dalam pancreas. Hormone insulin berfaungsi mengatur gula dalam darah. Penderita kencing manis (diabetes mellitus) memiliki konsentrasi hormone insulin yang rendah, sehingga kadar gula dalam darah akan tinggi. Akibatnya terjadi gangguan reabsorbsi didalam  urin masih terdapat glukosa.

B.  Faktor Eksternal
1)  Jumlah Air yang Diminum

   Jumlah air yang diminum tentu akan mempengaruhi konsentrasi air dalam darah. Jika kita meminum banyak air, konsentrasi air dalam darah akan tinggi, dan kosentrasi protein dalam darah menurun, sehingga filtrasi menjadi berkurang. Selain itu, keadaan seperti ini menyebabka darah lebih encer, sehingga sekresi ADH akan berkurang. Menurunnya filtrasi dan berkurangnya ADH akan ,emyebabkan menurunnya penyerapan air, sehingga urin yang dihasilkan akan meningkat dan encer.
2)  Suhu Lingkungan

   Ketika suhu sekitar dingin, maka tubuh akan berusaha untuk menjaga suhunya dengan mengurangi jumlah darah yang mengalir ke kulit sehingga darah akan lebih banyak yang menuju organ tubuh, di antaranya ginjal. Apabila darah yang menuju ginjal jumlahnya samakin banyak, maka pengeluaran air kencing pun banyak.
3)  Gejolak Emosi dan Stress

Jika seseorang mengalami stress, biasanya tekanan darahnya akan meningkat sehingga banyak darah yang menuju ginjal. Selain itu, pada saat orang berada dalam kondisi emosi, maka kandung kemih akan berkontraksi. Dengan demikian, maka timbullah hasrat ingin buang air kecil.


3. Fungsi Ginjal
1. Mengekresikan zat-zat metabolisme yang mengandung nitrogen, misalnya amonia.
2. Mengekresikan zat-zat yang jumlah nya berlebihan (misalnya gula dan vitamin) dan berbahaya (misalnya obat-obatan,bakteri,dan zat warna).
3. Mengatur keseimbangan air dan garam.
4. Mengatur tekanan darah dalam arteri dengan mengeluarkan kelebihan asam atau basa.

4.Test fungsi ginjal
1. Test protein albumin
Bila kerusakan pada glomerulus atau tubulus, maka protein dapat bocor masuk kedalam urine.
2. Test konsentrasi ureum darah
Bila ginjalmtidak cukupmengeluarkan ureum, ureum darah naik diatas kadar normal (20-40) mg%.
3.Test konsentrasi
Dilarang makan atau minum selama 12 jam untuk melihat seberapa tinggi berat jenis naik.

5. Peredaran Darah dan Persyarafan Ginjal
Peredaran Darah

          Ginjal mendapat darah dari aorta abdominalis yang mempunyai percabangan arteria renalis, yang berpasangan kiri dan kanan dan bercabang menjadi arteria interlobaris kemudian menjadi arteri akuata, arteria interlobularis yang berada di

tepi ginjal bercabang menjadi kapiler membentuk gumpalan yang disebut dengan glomerolus dan dikelilingi leh alat yang disebut dengan simpai bowman, didalamnya terjadi penyadangan pertama dan kapilerdarah yang meninggalkan simpai bowman kemudian menjadi vena renalis masuk ke vena kava inferior.

Persyarafan Ginjal

          Ginjal mendapat persyarafan dari fleksus renalis (vasomotor) saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal,saraf ini barjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal.Anak ginjal (kelenjar suprarenal) terdapat di atas ginjal yang merupakan sebuah kelenjar buntu yang menghasilkan 2 (dua) macam hormon yaitu hormone adrenalin dan hormon kortison.




















No comments:

Post a Comment