Empiris
Dalam sains
dan metode ilmiah, empiris berarti suatu
keadaan yang bergantung pada bukti atau konsekuensi yang teramati oleh indera. Data empiris berarti data yang dihasilkan dari
percobaan atau pengamatan.
Dalam statistika, kuantitas
"empiris" berarti nilai-nilai yang berasal dari pengamatan atau
percobaan. Nilai ini berlawanan arti dengan kuantitas "teoretis" yang
diturunkan dari analisis teoretis.
Empirisme adalah suatu
doktrin filsafat yang menekankan peranan pengalaman dalam memperoleh
pengetahuan dan mengecilkan peranan akal. Istilah empirisme di ambil dari
bahasa Yunani empeiria yang berarti coba-coba atau pengalaman. Sebagai suatu
doktrin empirisme adalah lawan dari rasionalisme. Empirisme berpendapat bahwa
pengetahuan tentang kebenaran yang sempurna tidak diperoleh melalui akal,
melainkan di peroleh atau bersumber dari panca indera manusia, yaitu mata,
lidah, telinga, kulit dan hidung. Dengan kata lain, kebenaran adalah sesuatu
yang sesuai dengan pengalaman manusia.
Teoritis
Secara
umum, teoritis adalah sebuah sistem konsep abstrak yang mengindikasikan adanya
hubungan diantara konsep-konsep tersebut yang membantu kita memahami sebuah
fenomena. Sehingga bisa dikatakan bahwa suatu teori adalah suatu kerangka kerja
konseptual untuk mengatur pengetahuan dan menyediakan suatu cetak biru untuk
melakukan beberapa tindakan selanjutnya.
Tiga hal yang perlu diperhatikan jika kita ingin mengenal lebih lanjut tentang teori adalah:
Tiga hal yang perlu diperhatikan jika kita ingin mengenal lebih lanjut tentang teori adalah:
- Teori merupakan suatu proporsi yang terdiri dari konstrak yang sudah didefinisikan secara luas sesuai dengan hubungan unsur-unsur dalam proporsi tersebut secara jelas
- Teori menjelaskan hubungan antar variable sehingga pandangan yang sistematik dari fenomena yang diterangkan variabel-variabel tersebut dapat jelas
- Teori menerangkan fenomena dengan cara menspesifikasikan variable yang saling berhubungan.
Kumulatif
Yang dimaksud sosiologi yang
bersifat kumulatif adalah teori-teori sosiologi dibentuk berdasakan teori yang
sudah ada kemudian dikembangkan, diperluas, diperhalus sehingga menjadi teori
yang up to date.
Sosiologi bersifat
kumulatif yang berarti bahwa teori-teori sosiologi dibentuk atas dasar
teori-teori yang sudah ada dalam arti memperbaiki, memperluas serta memperhalus
teori-teori lama.
Non
Ettis
Bersifat non-etis, yakni yang dipersoalkan bukanlah
buruk-baiknya fakta tertentu, akan tetapi tujuannya adalah untuk menjalaskan
fakta tersebut secara analitis.
Artinya
Sosiologi bukan ajaran tentang tata susila dan tidak membicarakan tingkah laku
baik atau buruk yang terjadi di masyarakat Tetapi tugas Sosiolog adalah
mengungkapkan tentang tindakan sosial sebagai fakta atau hanya mendeskripsikan
berbagai fenomena sosial budaya yang terjadi dalam masyarakat berdasarka hukum
kausalitas.
Contoh bahwa sosiologi bersifat
tidak menilai bahwa bentrokan antar etnis atau antar desa adalah baik
atau buruk, tetapi hanya mengkaji hubungan sebab-akibat dari
bentrokan tersebut
No comments:
Post a Comment