Thursday 26 February 2015

Tari Indang







Deskripsi Tari Berkelompok Nusantara
T ari indang adalah

a.Tari Indang  berasal  dari propinsi  Sumatera Barat
b.Tari ini merupakan  salah satu kesenian tari yang berasal dari minangkabau (pariaman). Etnik minangkabau menyimpan banyak kekayaan tradisi lisan. Asal usul tari indang adalah dari kata Indang atau disebut juga badindin, salah satunya. Tarian ini sesungguhnya suatu bentuk sastra lisan yang disampaikan secara berkelompok sambil berdendang dan memainkan rebana kecil.
a.Asal  mula tari ini :  Kesenian tari indang tadinya bertujuan untuk keperluan dakwah islam ketika islam pertama kalinya dibawa oleh syekh burhanudin sekembalinya dari tanah aceh. Itu sebabnya, sastra yang dibawakan berasal dari salawat nabi Muhammad atau hal-hal bertema keagamaan.
b. Tari Indang berkembang dalam masyarakat traditional Minangkabau yang menghuni wilayah kabupaten Padang Pariaman.  Tari Indang merupakan hasil perkawinan budaya antara Minangkabau dan peradaban Islam abad ke – 14. Peradaban tersebut diperkenalkan pedagang yang masuk ke aceh melalui pesisir barat Pulau Sumatra dan selanjutnya menyebar ke Ulakan-Pariaman.           
Kalau dibedakan lebih dalam, dalam Tari Indang muncul jenis-jenis nyanyian maqam, iqa’at dan avaz serta penggunaan musik gambus. Maqam menggambarkan tangga nada, struktur interval dan ambitus. Iqa’at menyimpan pola ritmik pada musik islam. Adapun avaz ialah melodi yang bergerak bebas tampa irama dan diperkenalkan music islam.
c. Karena pada dasarnya tari Indang adalah salah satu bentuk sastra lisan yang dalam penyampaiaannya lebih mengedepankan permainan rebana dan dendangan syair – syair yang biasanya bernafaskan Islam.
a.Para penari  pertunjukan tari Indang biasanya ditampilkan secara berkelompok, dengan jumlah anggota penari 13 orang ditambah 1 orang yang bertindak sebagai tukang dzikir.
b.Tari Indang biasa diramaikan tujuh penari yang semuanya laki-laki. Ketujuh penari itu biasa dinamai ‘anak indang’. Mereka dipimpin seorang guru yang disebut tukang dzikir. Ya, memang indang merupakan manifestasi budaya mendidik lewat surau dan kentalnya pengaruh budaya Islam di Minangkabau..           
tak heran kalau tari indang rang piaman ada kemiripan dengan sebuah tari tradisional dari negri aceh yang berlafaskan islami.
c. Tari ini menggunakan property Indang dengan jumlah penari ganjil, minimal  7 orang penari laki-laki, penari yang berada di samping kiri penari yang di tengah adalah  penari yang memberikan aba-aba untuk memulai tarian yang sering disebut dengan paningkah Indang. Tari Indang ini berdurasi lebih kurang ± 30 menit.

Jenis Kesenian Tari Berpasangan dan Tari Kelompok Nusantara

Setiap karya tari diciptakan memiliki perbedaan dengan tari yang lainya. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari segi tema,unsur tari,maupun unsur unsur pendukungnya.Perbedaan perbedaan tersebut yang membuat keunikan tarian tiap daerah di Nusantara. Berikut akan kami uraikan berbagai keunikan tari berpasangan dan kelompok nusantara. 


1. Tari saman
   Tari saman merupakan salah satu tarian dari Aceh yang sangat terkenal. Tarian ini berasal dari Dataran tinggi Gayo. Nama saman berasal dari salah satu utama besar Aceh,yaitu Syech Saman. Syair yang digunakan untuk mengiringi tari saman menggunakan bahasa Arab dan bahasa Aceh. Tari saman ditampilkan dengan tepuk tangan para penari yang dikombinasi dengan memukul dada dan pangkal paha sebagai sinkronisasi dan menghempaskan dada ke berbagai arah,serta nyanyian atau suara penyanyi.


Tarian ini dipadukan dengan seorang pemimpin tarian yang disebut Syech. Para penari saman dituntut memiliki konstrentrasi yang tinggi dan latihan yang serius agar dapat menampilkan tarian dengan sempurna. 
Tari saman dibawakan secara kelompok,kurang lebih 10 orang dengan 8penari dan 2 orang sebagai pemberi aba aba sambil bernyanyi. Tari saman biasanya ditampilkan untuk merayakan peristiwa peristiwa penting dalam adat masyarakat aceh, serta untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW.

2. Tari Payung


Tari payung merupakan tarian pergaulan yang dibawakan secara berpasangan.Tarian ini dibawakan oleh sepasang muda-mudi yang menggunakan properti payung. Tarian ini melambangkan perlindungan lelaki terhadap wanita. properti payung lebih banyak digunakan oleh penari laki laki,sedangkan wanita (penari wanita) mengekspresikan gerakannya dengan selendang yang dikenakan di belakang bahu. Busana tari Payung hampir sama dengan tarian Melayu lainya. Busana penari pria satu stel baju kecak musang,kain saping,dan tandak (songkok). Busana penari wanita meliputi satu stel kebaya labuh dan selendang.

3. Tari Serampang Dua belas
  Tari serampang dua belas yang diciptakan oleh sauti ini menggambarkan atau mengisahkan cinta suci yang terjalin dari pandangan pertama hingga ke pelaminan. Serampang dua belas merupakan tari pergaulan. Tari ini diiringi oleh lagu Serampang dua belas,biola atau akordeon,gendang, dan sebuah gong (tawak tawak) . 



Busana penari pria ,meliputi satu stel kecak musang ,kain samping , dan sok(peci). Adapun,busana untuk penari perempuan,antara lain baju kebaya labuh dengan kain sarung songket dan selendang yang dikenakan di pinggang.


4. Tari Janger
  tari janger merupakan tarian yang memadukan unsur tari dan musik. Tari jengger sering di sebut sebagai tarian muda mudi secara berpasangan. Tarian Jenger dibawakan oleh sekitar 10 sampai 12 penari wanita dan lakilaki. Tarian ini terdiri dari atas 2 kelompok,yaitu kelompok janger (penari wanita) dan kelompok kecak (penari pria). 



Gerakanya sangat sederhana. Para penari menari sambil menyanyi bersaut sauttan dalam suasana riang gembira. Gerakan tari jenger  dibawakan dalam posisi bersimpuh dan posisi duduk. Tari jenger diiringi oleh 2 gamelan,batel. Namun , kadang kadang dilengkapi dengan gender wayang. Dalam pertunjukan,para penari biasanya membentuk formasi segi empat. Masing Masing dua baris berhadap hadapan.

5. Tari Bedaya
  Tari bedaya atau bedhoyo merupakan sala satu tarian wanita yang hidup di lingkungan keraton. pada zaman kerajaan mataram,tari bedaya berfungsi sebagai pembawa benda benda kerajaan. Oleh karena itu,tarian ini mempunyai sifat religius. Komposisi tarinya dibawakan oleh 9 penari putri dengan irama halus dan lemah gemulai.




 Tarian ini menggambarkan perjalanan hidup masnuia dari lahir sampai meninggal dunia yang digambarkan secara simbolis. Keseimbangan penari Bedaya gaya yogyakarta mempunyai nama,yaitu endel pojok ,batak ,jangga ,dada ,buntil ,apit ngajeng ,apit wingking ,endel weton ngajeng, dan endel weton wingking. Peran utamanya adalah batak.

Tari Bedaya ada beberapa jenis , antara lain Bedaya semang (ciptaan Sultan hamengkubuwono 1 tahun 1792) , Bedaya Ketawang (ciptaan Sultan agung 1613-1645) , Bedaya Bedah Madiun (ciptaan sultan hamengkubuwono 2) dan bedaya Sangaskara (ciptaan sultan hamengkubowono IX). Di antara beberapa jenis tari Bedaya tersebut,tari Bedaya Semang dianggap yang lebih tua dan lengkap. bedaya semang diiringi dengan gendhing semang, sedangkan bedaya ketawang diiringi gamelan ketawang.

6. Tari Indang

Indang adalah alat kesenian tradisional tepuk yang berasal dari daerah Sumatera Barat. Alat kesenian Indang ini disebut juga Ripai, Bentuknya sama dengan rebana, tetapi ukurannya lebih kecil, garis tengahnya sekitar 18 sampai 25 cm dan tingginya 4,5 cm. Seperti juga rebana , alat kesenian Indang ini juga berasal dari Arab dan kesenian yang dimainkan memakai Indang ini adalah kesenian bernafaskan Islam.


Keunikan Tari Indang Asal Sumatera Barat

Marilah kita menelusuri Keunikan Tari Indang Asal Sumatera Barat
Padang, WisatanewsCom – Indang adalah salah satu kesenian anak nagari Pariaman yang sudah berkembang sejak abad ke 13 seiring dengan masuknya agama Islam ke Minangkabau. Kesenian ini dimainkan oleh 13 orang penari plus 1 orang tukang dzikir.
Pemain memainkan alat musik tambourin mini yang disebut dengan rapai. Biasanya kesenian ini ditampilkan pada malam hari. Syair indang yang disebut dengan radaik berisikan shalawat nabi, hikayat dan cerita keagamaan.
Secara historis Indang merupakan hasil perkawinan budaya antara Minangkabau dan peradaban Islam abad ke – 14, yang mana Peradaban tersebut diperkenalkan pedagang yang masuk ke aceh melalui pesisir barat Pulau Sumatra dan selanjutnya menyebar ke Ulakan-Pariaman.
            Tari Indang berkembang dalam kebudayaan Minangkabau seiring masuknya agama Islam ke daerah Sumatera Barat, yang dulunya digunakan sebagai media dakwah.
Dan menurut sejarah tari Indang, tarian ini merupakan kebudayaan yang dihasilkan dari penggabungan budaya Minangkabau dan nilai – nilai yang terkandung dalam Islam.
            Tidak seperti seni tari pada umumnya, tari Indang tidak menonjolkan gerakan tubuh yang penari dalam pertunjukannya.
            Tari Indang atau Tari badindin sesungguhnya suatu bentuk sastra lisan yang disampaikan secara berkelompok sambil berdendang dan memainkan rebana kecil.Kesenian ini tadinya bertujuan untuk keperluan dakwah islam.
Itu sebabnya, sastra yang dibawakan berasal dari salawat nabi Muhammad atau hal-hal bertema keagamaan. Indang berkembang dalam masyarakat tradisional Minangkabau yang menghuni wilayah kabupaten Padang Pariaman.
Kalau dibedakan lebih dalam, dalam Indang muncul jenis-jenis nyanyian maqam, iqa’at dan avaz serta penggunaan musik gambus. Maqam menggambarkan tangga nada, struktur interval dan ambitus. Iqa’at menyimpan pola ritmik pada musik islam.
            Adapun avaz ialah melodi yang bergerak bebas tapa irama dan diperkenalkan musik islam.Indang biasa diramaikan tujuh penari yang semuanya laki-laki.
           
Ketujuh penari itu biasa dinamai ‘anak indang’. Mereka dipimpin seorang guru yang disebut tukang dzikir. Tari indang merupakan manifestasi budaya mendidik lewat surau dan kentalnya pengaruh budaya Islam di Minangkabau. (Wilaf/dari berbagai sumber)
Tari Indang merupakan salah satu kesenian tari yang berasal dari minangkabau. Etnik minangkabau menyimpan banyak kekayaan tradisi lisan. Asal usul tari indang adalah dari kata Indang atau disebut juga badindin, salah satunya. Tarian ini sesungguhnya suatu bentuk sastra lisan yang disampaikan secara berkelompok sambil berdendang dan memainkan rebana kecil.

Sejarah Asal usul tari indang :

Kesenian tari indang tadinya bertujuan untuk keperluan dakwah islam. Itu sebabnya, sastra yang dibawakan berasal dari salawat nabi Muhammad atau hal-hal bertema keagamaan. Indang berkembang dalam masyarakat traditional Minangkabau yang menghuni wilayah kabupaten Padang Pariaman.
Nasrul Azwar, aktivis budaya yang tinggal dipadang, menyebutkan secara historis Indang merupakan hasil perkawinan budaya antara Minangkabau dan peradaban Islam abad ke – 14. Peradaban tersebut diperkenalkan pedagang yang masuk ke aceh melalui pesisir barat Pulau Sumatra dan selanjutnya menyebar ke Ulakan-Pariaman.
Kalau dibedakan lebih dalam, dalam Tari Indang muncul jenis-jenis nyanyian maqam, iqa’at dan avaz serta penggunaan musik gambus. Maqam menggambarkan tangga nada, struktur interval dan ambitus. Iqa’at menyimpan pola ritmik pada musik islam. Adapun avaz ialah melodi yang bergerak bebas tampa irama dan diperkenalkan music islam.
Pentas Tari Indang biasa diramaikan tujuh penari yang semuanya laki-laki. Ketujuh penari itu biasa dinamai ‘anak indang’. Mereka dipimpin seorang guru yang disebut tukang dzikir. Ya, memang indang merupakan manifestasi budaya mendidik lewat surau dan kentalnya pengaruh budaya Islam di Minangkabau.


Ragam Unsur Tari Kelompok

Tari kelompok merupakan bentuk penyajian tari yang menampilkan lebih dari dua orang penari. dari beberapa bentuk tari kelompok ini, ada tiga macam kategori sebagai berikut
a. gerak dalam tari kelompok sebagi besar merupakan gerak murni, yaitu gerakan yang hanya mementingkan keindahan.

b. tari kelompok tradisional tidak menghadirkan cerita tetapi menyajikan susunan gerakan berupa gerak maknawi, yaitu gerak tari yang memiliki unsur keindahan dan memiliki makna tertentu

c. bentuk lain dari tari kelompok adalah tari yang menyajikan cerita dengan alurnya

Dalam tari kelompok ada yang bersifat rampak dan ada yang tidak. tari kelompok yang bersifat rampak biasanya akan menggunakan kostum yang sama.
contohnya tari gambyong dan tari pendhet.

Tari Indang Dari Minangkabau Sumatera Barat Tarian Bercampur Tradisi Tutur

Banyak tarian yang ditarikan secara berkelompok di Sumatra Barat, namun tari indang memiliki tempat istimewa karena memadukan tradisi tari dan tutur. Keunikan inilah yang membuat tari indang sangat terkenal, karena selain ada unsur gerakan juga ada unsur musik dan tutur yang bernapaskan tradisi Islam yang memang sangat kental di Sumatra Barat. Gerakannya yang dinamis dan keunika perpaduan unsur-unsurnya menjadikan tari indang sangat menarik untuk ditonton.

Tarian indang ini pertama kali muncul sekitar abad ke-14 dan memang dimaksudkan untuk menggabungkan aspek budaya Minangkabau dan Islam. Tujuannya adalah memperkenalkan aspek dakwah Islam dengan cara yang lebih mudah diterima masyarakat lokal yaitu dengan kesenian.

Paduan Lagu dan Dakwah
Bagi yang kurang paham dengan latar belakang tarian ini mungkin akan menyangka bahwa tari indang ini adalah tarian berkelompok biasa, dengan jumlah penari yang mencapai 7 orang dan biasanya terdiri dari penari pria plus seorang yang bertugas sebagai ‘tukang zikir,’ yang menyampaikan pesan lisannya sekaligus memberi isyarat pada ‘anak-anak indang’nya untuk melakukan gerakan tarian.

Tarian ini kebanyakan dilakukan sambil duduk, dan para penarinya membawa rebana. Sambil duduk, para penari melakukan gerakan-gerakan dinamis, dan Anda mungkin familiar dengan kata-kata “din din ba din din” yang merupakan bagian dari pujian terhadap Allah SWT serta kebesaran-Nya. Karena itulah ada juga yang menyebut tarian ini dengan tarian badindin.

Makna Tari Indang
Tari indang menyimpan makna yang sangat dalam soal kebesaran Islam dan Allah SWT dalam gerakan serta nyanyiannya. Unsur-unsur nada dan irama yang bersifat pujian dimasukkan ke dalam tarian ini. Secara umum, jika diikuti dari awal sampai akhir lalu dibedah, isi tarian ini adalah kisah kedatangan awal agama Islam di Minangkabau, yang banyak membentuk corak budaya di daerah ini hingga sekarang.

Akan tetapi, bahkan bagi yang bukan muslim atau orang luar Sumatra Barat, tarian ini tetap dianggap sebagai salah satu tarian khas Sumatera Barat yang dinamis, unik dan sangat berkesan. Selain itu, tarian indang sendiri sebenarnya merupakan satu bentuk dokumentasi sejarah dan budaya, karena ‘merekam’ kisah awal masuknya Islam ke Sumatra Barat.

No comments:

Post a Comment