Alat ukur listrik banyak macamnya,
tetapi pada bagian ini hanya dibahas Alat Ukur yang berkaitan secara
langsung dengan pusat pembangkit listrik.
1. Pengertian ampermeter
Ampermeter adalah alat untuk mengukur besarnya arus yang
mengalir pada rangkaian berbeban. Batas ukur amperemeter masih terbatas
di lapangan, khusunya untuk mengukur arus listrik yang besar
dan sistemnya menggunakan tegangan tinggi, sehingga harus
menggunakan alat transformator arus. Transformator arus tersebut berfungsi
untuk menurunkan besarnya arus listrik dan selanjutnya diukur
dengan amperemater.
2. Transformator Arus
Transformator arus harus memiliki tingkat kepresisian yang
tinggi sehingga rasio arus primer dan skunder konstan. Transformator
arus digunakan untuk mengukur dan memonitor arus line dan juga
digunakan untuk hubungan ke relai dan terhubung pada sisi skunder. Gambar
XIII.1 menunjukkan contoh pengukuran arus dilengkapi transformator
arus. Arus nominal transformator sebesar 5 A, dan besarnya arus yang
terukur bergantung pada besarnya arus primer line. Karena transformator
arus hanya digunakan untuk pengukuran dan sistem proteksi, maka
dayanya antara 15 VA sampai dengan 200 VA. Transformator arus memiliki
rasio 150 A/5 Transformator arus cukup aman untuk digunakan
pengukuran line jaringan transmisi tegangan tinggi.
Gambar XIII.2 menunjukkan desain transformator arus 500 VA,
100 A/5 A untuk line sedang Gambar XIII.3 menunjukkan transformator arus
50 VA, 400 A/5 A, 60 Hz dengan isolasi untuk tegangan 36 kV
Selain transformator arus seperti ditunjukkan pada Gambar
XIII.1, ada jenis lain tentang transformator arus, yaitu transformator
arus toroida seperti ditunjukkan pada Gambar XIII.4.
Alat tersebut sedang dipasang pada line dengan arus line 100
A pada setiap saat. Laminasi berbentuk ring poros inti. Posisi konduktor
primer panjang berada d (LV) dan tegangan menengah dengan isolasi
dalam ditengah. Toroida memiliki perbandingan transformasi N dan CT
memiliki rasio 1000 A/5 A dan 300 belitan pada belitan skunder. Toroida
CT sederhana dan digunakan pada tegangan rendah.
Untuk melakukan pengukuran tegangan tinggi tidak dapat
dilakukan secara langsung karena keterbatasan skala voltmeter dan demi menjaga keselamatan
manusia. Untuk melakukan pengukuran tegangan tinggi digunakan alat bantu
transformator tegangan.
Transformator tegangan berfungsi untuk menurunkan tegangan
pada sisi tegangan tinggi (primer) menjadi tegangan rendah (skunder),
dengan menggunakan perbandingan belitan. Pada sisi tegangan tinggi
jumlah belitannya lebih banyak jika dibandingkan jumlah belitan pada
sisi skunder.
Dalam teori teknik tenaga listrik terurai untuk menentukan
besarnya daya listrik yang dipakai dalam satuan Volt Amper (VA) dan yang
lebih tinggi kVA (kilo Volt Amper). Dapat pula dikatakan Watt dan kW (kilo
Watt) jika
faktor daya atau cos f diperhitungkan.
Dalam uraian secara perhitungan, besarnya daya (P) adalah:
P = E . I. Cos f watt, untuk daya arus bolak–balik satu
phasa P= E . I. Cos f . 3 Watt untuk daya arus bolak–balik tiga
phasa. Dalam praktiknya kita tinggal melihat hasil yang telah didata pada
alat ukur. Di sini akan kelihatan berapa besar daya yang dipakai pada alat pemakai.
Dalam pengertian sehari–hari disebut pengukur Cosinus phi (f
). Tujuan pengukuran Cos f atau pengukur nilai cosinus sudut phasa
adalah, memberikan penunjukan secara langsung dari selisih phasa yang
timbul antara arus dan tegangan. Kita menghendaki bukan penunjukan
sudut phasa melainkan penunjukan cosinus phi.
Tujuan alat ini adalah untuk mengetahui banyaknya getaran
listrik dengan kesatuan Herzt dari sumber pembangkit tenaga listrik.
Mengapa getaran ini perlu diketahui, hal ini menyangkut
permasalahan dari alat yang dipergunakan, dalam hal ini adalah alat–alat
listrik karena alat–alat tersebut sudah mempunyai spesifikasi tertentu
untuk getaranya. Biasanya yang dipakai rata–rata berkisar 48 Hz sampai
dengan 60 Hz. Kecuali getaran–getaran dari komponen elektronika.
Frekuensimeter bekerja atas dasar azas getaran listrik atau
getaran secara mekanis. Frekunsi dengan azas resonansi (getaran) listrik
jarang temukan, mengingat pembuatannya sangat mahal dan rumit dan disebabkan
ruang lingkup penunjukkan jarum penunjuk sangat–sangat sempit hanya
berkisar 48 dengan Hz sampai 52 Hz, tetapi yang banyak dipakai adalah
frekuensimeter dengan azas mekanik mudah merakitnya. Penyambungan
frekuensi meter sama halnya dengan penyambungan alat ukur Voltmeter. Jadi
disambung secara pararel terhadap jaringan listrik. Dan alat ini banyak
ditemukan pada panel–panel PHB.
Pemasangan secara tidak langsung Cosphimeter phasa
tiga
1. Frekuensi meter Lidah Bergetar
Sejumlah kepingan plat baja yang tipis
membentuk lidah-lidah bergetar, masing–masing memiliki perbedaan
frekuensinya, relatif tidak berjauhan satu sama lain dalam barisnya, dan
mendapatkan arus medan magnet dari arus bolak–balik, salah satu lidah akan
timbul getaran dan beresonansi, memberikan defleksi yang besar
sesuai frekuensi yang ditimbulkan oleh arus bolak–balik.
1. Prinsip Kerja
Untuk pengukur energi arus bolak–balik mempergunakan alat
ukur type induksi, karena alat ukur ini mempunyai peralatan yang
berprinsip kerjanya. Lihat Gambar XIII.37. Cp adalah inti kumparan
tegangan, Wp adalah lilitan kumparan tegangan, dan Cc adalah inti kumparan
arus, Wc adalah arus (lilitan arus), arus 1 mengalir melalui Wc
mengakibatkan terjadinya fluksi Φ 1, Wp mempunyai sejumlah kumparan yang
banyak dan mempunyai penampang kawat spot yang kecil dibandingkan
dengan penampang kawat spot arus, dan hasil dari Wp adalah fluksi magnet Φ
2 antara arus yang melalui Wc dan Wp berbeda 90o.
2. Kesalahan dan cara kompensasinya
a. Penyesuaian phasa
Agar kepingan bisa diberikan suatu momen yang berbanding
lurus terhadap daya beban, diperlukan memuat F2 agar phasanya
tertinggal 90o terhadap V. Akan tetapi dalam praktiknya sudut phasa lebih
kecil 90o yang disebabkan adanya tahanan–tahanan dan kerugian–kerugian
isi besi pada inti dari kumparan tegangan Wp.
Untuk mengkompensasikan ini, suatu penyesuaian phasa di
tempatkan pada kumparan itu. Hal ini dicapai dengan melilitkan kumparan F
dengan beberapa lilitan terhadap inti lilitan tegangan dan dihubungkan
tahanan R, lihat gambar XIII.39 terlihat bahwa arus I yang mengalir
disebabkan oleh fluksi magnetis F2 dan ini membangkit pula fluksi magnetis
Fs, hal ini mengakibatkan fluksi kombinasi F2 dari F 2 dan Fs mempunyai
phasa tinggal terhadap V dengan sudut 90o.
b. Penyesuaian pada beban berat
Kepingan D pada saat berputar memotong medan Φ 1 dan Φ 2
selain dari qm akan membangkitkan momen k1.n .F 1
2 dan k2.n. F2
2 . Momen tersebut
akan bekerja berlawanan arahnya dari perputaran, akan menimbulkan perlawanan
dan menyebabkan kesalahan negatif.
c. Penyesuaian Beban–Beban Ringan
Bila kepingan D berputar, maka momen gesekan akan terjadi
dan menyebabkan kesalahan–kesalahan negatif. Untuk mengatasi
ini ditempatkan cincin tembaga yang pendek, lihat Gambar XIII.41.
Dengan pengaturan bagian dari fluksi magnetis q2 yang melalui cincin
pendek, akan mempunyai phasa terlambat bagian lainnya yang tidak
melalui cincin pendek ini.
Dengan mengatur posisi dari cincin pendek, kemungkinan
untuk meniadakan pengaruh dari momen-momen gesekan.
d. Mengelakkan putaran pada Beban Kosong
Dalam posisi tidak berfungsi atau beban kosong atau tidak ada
beban maka kumparan tegangan akan tersambung pada tegangan
ini menyebabkan timbulnya medan magnet pada medan putar dan mengakibatkan
keping D berputar secara pelan. Untuk menghindari hal ini, maka dilakukan
dengan jalan membuat lubang kecil pada keping D dan ini berfungsi bila
keping D berputar pada saat bagian dilubang melewati medan dari kumparan putar,
maka keping–keping D akan mati.
Alat ukur digital menunjukkan kebesaran yang diukur dalam
bentuk angka. Alat ukur ini sangat peka sekali, bahkan sampai angka
desimal dan sangat kecil masih dapat ditera dengan teliti. Dan alat
ini penunjukkan secara langsung dapat dibaca. Disamping ini
ada keuntungan–keuntungan lain seperti penggunaan sinyal-sinyal
digital untuk pencetakan atau perekaman langsung pada pita
magnetis selanjutnya untuk penghubung langsung komputer–komputer alat–alat digital
untuk menambah efisiensi pengolahan data.
Gejala-gejala yang akan diukur kebanyakan berubaf secara
kontinu (dalam bentuk analog), jika dipergunakan alat ukur digital
untuk gejala–gejala tersebut maka perlu diubah pada setiap tempat
menjadi besaran digital. Alat yang untuk mengubah ini disebut pengubah
analog digital (A–D converter) dan ini merupakan elemen yang penting bagi
alat ukur digital.
1. Voltmeter Digital
Masa sekarang perkembangan penggunaan alat–alat ukur listrik
yang serba praktis dan canggih selalu dicari, terutama peneraan
tegangan listrik diciptakan Voltmeter digital, ini sangat pesat sekali dan
diciptakan bermacam–macam jenis. Selain mengukur tegangan, voltmeter
digital dapat pula mengukur tahanan (meter–meter Volt Ohm) atau dapat kedua-duanya
tegangan DC dan AC (multi meter).
Metoda yang dipakai secara garis besar dapat dibagi dalam
metoda perbandingan, metoda integrasi dan metoda potensiometer
integrasi.
a. Metode perbandingan
Voltmeter berdasarkan metoda ini mempunyai suatu tegangan
yang standar berkode berubah–ubah, tegangan yang diukur dibandingkan
oleh suatu amplifier pembanding.
Tegangan yang dibandingkan oleh suatu amplifier pembanding
mengatur suatu rangkaian pengatur (witching circuit) melalui suatu
rangkaian logik sehingga tegangan standar dapat berubah secara otomatis
sampai menyamai tegangan yang diukur, kemudian tegangan standar berkode
ini ditunjukkan secara bilangan.
Metoda ini mempunyai sifat demikian rupa sehingga
perbandingan langsung antara tegangan yang diukur dan tegangan standar
menjamin ketelitian dan ketepatan pengukuran. Perbandingan tegangan
luar dengan tegangan yang diukur dapat diukur dengan teliti dan tepat
dan output berkode dapat dipakai untuk perekaman otomatis dari harga
yang diukur.
b. Metoda Integrasi
Dengan metoda ini tegangan diintegrasikan oleh suatu
rangkaian integrasi yang mempunyai kelinieran sangat baik, hasilnya
diubah menjadi pulsa–pulsa yang kemudian diukur. Karena tegangan
input diintegrasikan melalui suatu waktu periode sebanding dengan periode frekuensi
gelombang daya jala–jala, maka harga rata–rata “noise” dengan frekuensi
jala–jala yang tercampur dalam tegangan input adalah nol. Demikian pula
noise lain, sehingga pengaruh dari noise pada petunjuk meter dapat
dikurangi. Metoda integrasi ini dapat disub klasifikasikan dalam tiga
jenis sabagai berikut:
2. Jenis pengubah tegangan frekuensi
Jenis ini merupakan kombinasi dari suatu pengubah tegangan
frekuensi dan suatu frekuensimeter jenis penghitung (counter type) jika
tegangan yang diukur dipasang pada terminal input, pengubah tegangan
frekuensi menghasilkan suatu deretan pulsa sebanding dengan tegangan input
dan frekensimeter jenis penghitung menghitung pulsa–pulsa dalam suatu
perioda waktu tertentu. Karena dalam pengubah ini dipakai
rangkaian integrasi, maka jenis ini mempunyai keunggulan dari metoda
integrasi.
3. Jenis “Dual Slope“
Pada jenis ini, tegangan analog diubah ke lebar waktu
(time–width). Unit pengubah menggunakan suatu rangkaian integrasi.
Tegangan yang yang diukur dikecilkan atau diperkuat sampai suatu nilai
tegangan yang sesuai v1, i, lalu diintegrasikan selama satu periode waktu
tertentu t1 dan kemudian suatu tegangan referensi v2 dengan polaritas
berlawanan dari v1 diintegrasikan. Jika v1 diintegrasikan, maka output
integrator mula– mula nol akan mencapai suatu nilai tertentu dan kembali
menjadi nilai nol jika v2 diintegrasikan. Jika v2 dipasang sampai output
integrator nol disebut t2 maka berlaku; v2/v1 = t2/ t1. jadi dengan
mengukur t2 dan v2 secara teliti dan t1 konstan, maka tegangan yang diukur
v1 dapat ditentukan.
4. Jenis modulasi lebar pulsa (jenis feedback)
Pada jenis ini, pegangan input dimodulasikan dengan lebar
pulsa secara teliti dan dihitung beda antara lebar pulsa positif dan
negatif. Output integrator v1 mempunyai “slope“ yang merupakan jumlah
“slope“ dari tegangan yang diukur, V x 1 dan tegangan refernsi +Vs atau
–Vs. Selain itu, suatu tegangan segitiga v2 dengan perioda antara
frekuensi gelombang jala–jala dilakukan berulang–ulang dan jika v2 sama
dengan v1, maka terjadi pembalikkan polaritas dari sakelar k oleh
pembanding (comparator), jika perioda waktu dimana sakelar k berada pada
–Vs adalah t1 dan berada pada +Vs adalah t2, maka berlaku
hubungan; (Vx/Vs)(R2/R10=(t1–t2)(t1+t2). Karena (t1+t2) telah diambil sama
dengan perioda dari frekuensi gelombang jala–jala, maka vx dapat
ditentukan dengan mengukur beda antara lebar antara lebar pulsa–pulsa
(t1–t2).
5. Metoda Potensiometer Integrasi
Metoda ini merupakan suatu kombinasi dari metoda perbandingan
dan metoda integrasi, yaitu ketelitian dan metoda integrasi diperbaiki
dengan menggabungkannya dengan metoda potensiometer. Sebagai
contoh anggap keadaan dimana harus diperlihatkan suatu harga pengukuran
6 digit, keempat digit pertama didapat dengan jenis pengubah tegangan frekuensi
dan kebesaran digitalnya diubah menjadi suatu kebesaran analog yang
diteliti lalu dimasukkan kembali ke input, kedua digit terakhir didapat
dengan mengukur beda antara input dan kebesaran analog yang sedang diukur
dengan metoda perbandingan.
6. Recorder
Alat–alat ukur dengan mana harga tegangan, arus atau lainnya
yang diukur direkam secara otomatis untuk suatu waktu yang panjang,
atau bentuk gelombang, diteliti atau direkam, biasanya “recorder“
(perekam).
a. Perekam Jenis Langsung (Direct Writing Type Recorder)
Pada alat penunjuk listrik, dimana setiap titik pergerakan
direkam pada kertas, disebut direct writing type recorder. Penulisan boleh
dengan pena atau pemetaan.
b. Penulisan pena
Ini dikerjakan dengan mengikat pena pada titik yang
ditunjukkan oleh alat listrik. Pena yang dipakai di tunjukkan oleh Gambar
XIII.46. Tinta diisap oleh tempat tinta yang diam, melalui pengisap tinta.
Oleh karena pergerakan pena disertai dengan penggesekan antara pena dan
kertas, maka kopel penggerak haruslah lebih besar dibandingkan dengan
meter listrik yang bergerak bebas. Karena itu tidak mempunyai
sensitivitas yangtinggi seperti mikro amper meter.
c. Jenis Pemetaan (Plotting)
Titik defleksi yang ditunjukkan oleh instrumen penunjuk
listrik dipetakan pada 10 s/d 30 sekon interval pada kertas. Bentuk
mekanis plotting digambar pada Gambar III.48. berbeda halnya dengan
penulisan pena, disini tidak ada gesekan antara pena dan kertas, kecuali
untuk pemetaan, oleh karena itu sensitifitasnya lebih dibandingkan dengan
pen. Tambahan dengan pergantian warna pita untuk setiap plotting.
7. Oscilloscope
Pemakaian oscillosgraph elektromagnetis dibatasi sampai
frekuensi 10 KHz, dan untuk gejala frekuensi tinggi dipakai tabung katoda
ray untuk mendefleksikan sinar cahaya elektron. Gambar XIII.50 menunjukkan
blok diagram suatu alat pencatat X-Y.
Dengan adanya elektron yang berpindah diantara elektroda
penggerak, sinar cahaya elektron akan bergerak dengan adanya tegangan
pada elektroda penggerak. Jika 2 set elektroda penggerak
(deflecting elektrode) diikatkan pada sudut yang benar satu sama lainya
seperti gambar, sinar cahaya elektron dalam perjalanan yang lalu pada
elektro dan penggerak ini akan bergerak vertikal maupun horizontal
dan memukul satu titik pada screen dan ini menyebabkan material screen ber-flourescense
dan bintik terang akan kelihatan pada screen.
Meger adalah alat untuk mengukur besarnya nilai tahanan
isolasi. Jenis megger adalah: megger dengan engkol sebagai pembangkit
tegangan, Sumber tenaga pada megger jenis ini berasal dari generator
pembangkit tenaga listrik yang ada dalam alat ukur ini dan untuk
membangkitkannya poros megger harus diputar; dengan alat penunjukan jarum
dan megger dengan sumber tenaga dari baterai dan alat penunjukkanya berupa
jarum juga. Salah satu contoh penggunaan dari alat ukur ini adalah
untuk mengukur kemungkinan gangguan lain adalah terjadinya hubung
singkat pada belitan antar phasa, antara phasa dengan bodi dan antar
belitan pada phasa yang sama.
Avometer atau multitester berfungsi untuk mengukur besarnya
tahan listrik, besar tegangan listrik (AC dan DC), dan mengukur arus
listrik (AC dan DC).
Alat-alat yang yang ada di laboratorium dan bengkel listrik
banyak jenis, macam dan spesifikasinya, sehingga perlu penanganan khusus
terhadap alat-alat. Untuk menunjang pemeliharaan dibutuhkan petugas
laboran dan teknisi. Dengan adanya petugas laboran teknisi,
diharapkan Diberi warna, tebal garis sama laboratorium dan
bengkel listrik terpelihara dengan baik sehingga umur peralatan menjadi
lebih panjang.
Pemeliharaan merupakan salah satu pekerjaan yang harus ada
dalam kegiatan dilaboratorium dan bengkel. Pemeliharaan harus dilakukan
oleh tenaga khusus yang memahami karakteristik peralatan yang
ada. Pemeliharaan harus dilakukan oleh tenaga khusus yang
memahami karakteristik peralatan menukang, komponen-komponen, dan
peralatan listrik yang ada di laboratorium atau bengkel.
Maksud pemeliharaan adalah agar peralatan menukang,
komponenkomponen, mesin-mesin listrik dan peralatan listrik laboratorium
atau bengkel tidak mudah cepat rusak dan efisien kerjanya
tinggi. Pemeliharaan mempunyai tujuan agar supaya alat-alat laboratorium
atau bengkel dapat digunakan secara optimal dalam jangka waktu yang
relatif lama. Dari uraian ini, dapat disimpulkan bahwa pemeliharaan
berarti merawat, memperlakukan dengan benar, menyimpan dengan
benar sesuai dengan fungsinya, agar terhindar dari kesalahan-kesalahan
yang tidak perlu terjadi.
Jika dicermati, menangani alat-alat laboratorium dan bengkel
tidak dapat dilakukan dengan cara serampangan, artinya cara menangani
alat laboratorium atau bengkel harus dilakukan dengan cara
professional. Laboran harus betul-betul memahami jenis, macam, dan
spesifikasi alat laboratorium atau bengkel. Dengan memahami jenis, macam,
dan spesifikasi alat-alat akan membantu mempermudah laboran
dalam memeliharanya. Ruang lingkup pemeliharaan atau perawatan
lebih kurang adalah meliputi penempatan penyimpanan alat-alat, posisi
letak penyimpanan, menejemen penggunaan alat, pembersihan
alat, perlindungan peralatan dari pengaruh suhu dan lingkungan,
dan pengecekan kondisi peralatan secara berkala (misal pemberian
vet secara berkala pada bantalan motor listrik, pembersihan kotoran
pada solder, pemberian minyak pelumas pada alat ukur listrik jarum,
dan pembersihan disc drive pada komputer).
Penempatan penyimpanan alat merupakan bagian dari
pekerjaan pemeliharaan. Penempatan penyimpanan alat disesuaikan dengan
jenis, macam dan spesifikasinya. Alat yang peka terhadap terhadap
kondisi lingkungan harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga terbebas
dari sinar matahari langsung, terbebas dari suhu ruangan yang terlalu
tinggi, terlalu lembab, dan terbebas dari debu. Misalnya seperangkat
komputer, alat ini harus ditempatkan diruangan tertutup yang terbebas dari
sinar matahari langsung, suhu udara kurang lebih 30 oC, dan bebas dari
debu.
Jika pekerjaan seperti ini telah dilakukan, maka pekerjaan
pemeliharaan komputer telah dilakukan. Posisi letak penyimpanan alat juga
merupakan bagian dari pekerjaan pemeliharaan. Posisi letak penyimpanan
alat harus diperhatikan petunjuk posisi cara meletakkan alat, misalnya
alat harus diletakkan tegak lurus, mndatar, atau posisi lain sesuai dengan
petunjuk cara meletakkannya. Sebagai contoh adalah meter-meter listrk
(alat pengukuran listrik), alat ini ada yang cara meletakkanya dengan
posisi tegak lurus, mendatar, dan miring dengan sudut tertentu.
Apabila petunjuk cara meletakkan penyimpanan alat dilanggar, cepat atau
lambat akan berpengaruh pada tingkat ketelitian hasil pengukuran.
Ada beberapa alat ukur listrik, misalnya AVO meter, alat ini tidak ada
petunjuk khusus posisi meletakkannya. Keadaan ini dapat diatasi
dengan meletakkan AVO meter sedemikian rupa sehingga mudah untuk
melihat jenis alat ukur dan mudah dibaca (tidak terbalik) jika dibaca
secara langsung.
No comments:
Post a Comment